Wednesday, January 13, 2016

Sistem Pencernaan pada Manusia

Sistem Pencernaan pada Manusia - Pada manusia makanan dicernakan dengan alat-alat pencernaan yang dimulai dari mulut dan berakhir di usus. Hasil-hasil pencernaan akan diserap, sedangkan sisa-sisa pencernaan dibuang melalui alat-alat pengeluaran yang khusus. Alat-alat pencernaan secara garis besar terbagi menjadi dua, yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan meliputi rongga mulut (oral), tekak, kerongkongan (esofagus), lambung (ventrikulus), sekum, usus besar (kolon), dan anus. Organ yang menghasilkan kelenjar pencernaan pada sistem pencernaan manusia terdiri dari kelenjar ludah (glandula salivaris), hati (hepar), kelenjar dinding lambung, dan pankreas. Saluran Pencernaan. Seperti telah dikatakan sebelumnya bahwa saluran pencernaan pada manusia terdiri dari rongga mulut (oral), tekak, kerongkongan (esofagus), lambung (ventrikulus), usus halus (intestinum), sekum, usus besar (kolon), dan anus sebagai alat pelepasan sisa makanan. Selanjutnya, marilah kita tinjau satu per satu bagian-bagian alat pencernaan yang membentuk saluran pencernaan yang dimulai dari rongga mulut sampai anus berikut ini!
a. Rongga Mulut
Di dalam rongga mulut terdapat beberapa alat pencernaan, yaitu lidah (lingua), kelenjar ludah (glandula salivaris), dan gigi (dentin). Marilah kita lihat masing-masing alat pencernaan yang terdapat di dalam rongga mulut tersebut dan peranannya dalam proses pencernaan makanan.
  • Lidah (lingua). Permukaan lidah dilapisi oleh lapisan mukosa yang penuh dengan tonjolan yang dinamakan papila yang mengandung saraf pengecap. Lidah berfungsi sebagai indera pengecap makanan, mengatur pahit makanan pada saat me-ngunyah asam dan menelan makanan, serta asin membantu menghasilkan suara ketika kita berbicara.
  • Kelenjar ludah (glandula salivaris). Kelenjar ludah yang terdapat di dalam rongga mulut manusia terdiri dari: a) Kelenjar parotis, terletak pada bagian akhir dari rahang atas di depan telinga, terdapat sepasang, salurannya disebut duktus stensen, bermuara di pipi sebelah dalam. Menghasilkan ludah yang berbentuk cair (serosa) dan enzim ptialin. b) Kelenjar submandibularis terletak di bawah kedua sisi tulang rahang, terdapat sepasang, salurannya disebut duktus wharton yang bermuara di dasar mulut. Menghasilkan ludah yang mengandung air dan lendir (seromukosa). c) Kelenjar sublingualis, terletak di bagian dasar bawah lidah, dan bermuara ke dalam dasar mulut. Menghasilkan ludah yang mengandung air dan lendir (seromukosa). Ketiga kelenjar ini menghasilkan 1,5 liter air liur (saliva) per hari. Deras aliran saliva dirangsang oleh adanya makanan dalam mulut, melihat makanan, mencium bau, dan memikirkan makanan. Masing-masing kelenjar beratnya kurang lebih 30 gram. Apabila dari ketiga kelenjar tersebut salah satunya terkena infeksi maka akan terjadi pembengkakan pada kelenjar tersebut, penyakitnya disebut gondongan (parotitis). Air liur (saliva) terdiri dari 99,5% air, mengandung musin (lendir dari protein) dan enzim ptialin. Ptialin merupakan enzim amilase yang terdapat pada rongga mulut. PH air liur untuk orang yang sehat, yaitu 6,5 – 6,8. Air liur berfungsi untuk membasahi makanan, mencegah kekeringan di mulut, mencernakan amilum oleh enzim ptialin, membunuh kuman oleh lisosom, sebagai bufer, melancarkan faal pengecap, dan sebagai pelindung selaput mulut dari panas, dingin, asam, dan basa.
  • Gigi (dentin). Berdasarkan fungsinya gigi terbagi menjadi empat macam, yaitu gigi seri (Incicivus = I) yang berfungsi untuk memotong makanan, gigi taring (Caninus = C) yang berfungsi untuk merobek makanan, gigi geraham muka (Premolar = PM), yang berfungsi untuk mengunyah, dan gigi geraham belakang (Molar = M) yang juga berfungsi untuk mengunyah. Manusia memiliki dua set gigi, yaitu gigi susu berjumlah 20 buah dan gigi permanen berjumlah 32 buah. Semua gigi susu akan tanggal pada saat berusia 6 – 12 tahun, kemudian digantikan oleh munculnya gigi permanen. Berikut adalah rumus gigi susu pada manusia. Sementara itu, jumlah gigi lengkap sempurna akan tumbuh permanen pada umur 6–12 tahun dengan jumlah sebanyak 32 buah  Gigi terpancang di dalam rahang dan dilindungi oleh gusi. Pada umumnya, gigi memiliki penampang sebagai berikut. 1) Puncak gigi (korona), yaitu bagian yang tampak dari luar. 2) Leher gigi (koilum), yaitu bagian yang terlindung di dalam gusi. 3) Akar gigi (radiks), yaitu bagian yang tertanam di dalam rahang. Masing-masing gigi terdiri dari lapisan email yang putih dan keras. Email berfungsi untuk melindungi tulang gigi.
Di dalam gigi terdapat rongga gigi atau vulva yang mengandung pembuluh darah dan urat syaraf. Bagian dentin yang masuk ke rahang dilapisi zat yang disebut semen. Bakteri yang hidup di sela-sela gigi adalah Entamuba ginggivalis yang berperan untuk menguraikan sisa-sisa makanan yang tertinggal di dalam mulut.

b. Tekak (Faring)
Tekak merupakan pertemuan saluran pernapasan antara rongga hidung dengan tenggorokan dan saluran pencernaan antara rongga mulut dan kerongkongan. Lubang yang menuju tenggorokan, disebut glotis dan ditutup oleh klep yang disebut epiglotis pada waktu proses menelan. Tekak terdiri dari tiga bagian, yaitu nasofarings, orofarings, dan tubaeustachius.
c. Kerongkongan
Kerongkongan berdasarkan historisnya terdiri dari empat lapisan, yaitu lapisan mukosa, lapisan submukosa, lapisan muskularis, dan lapisan adventitia. Kerongkongan merupakan saluran penghubung antara mulut dan lambung. Satu pertiga bagian atasnya terdiri dari otot lurik dan dua pertiga bagian bawahnya terdiri dari otot polos. Makanan pada saluran ini hanya membutuhkan waktu enam detik untuk sampai ke lambung karena kontraksi otot lurik pada satu pertiga kerongkongan bagian atas. Gerakan ini terjadi karena otot memanjang dan melingkar dinding esofagus berkontraksi secara  bergantian.
d. Lambung (Ventrikulus)
Lambung merupakan kantung besar yang terletak di sebelah kiri rongga perut bagian atas dan tepat berada di bawah diafragma. Lambung terdiri dari:
  • lapisan peritoneal luar yang merupakan lapisan serosa;
  • lapisan berotot yang terdiri dari lapisan sirkular (melingkar), lapisan otot obligus (menyerong), dan lapisan otot longitudinal (memanjang);
  • lapisan submukosa yang terdiri dari jaringan areoral berisi pembuluh darah dan limfa;
  • lapisan mukosa yang terletak di sebelah dalam, tebal, dan terdiri atas banyak kerutan atau rugae, kerutan tersebut akan hilang jika organ ini mengembang karena berisi makanan dan banyak mengeluarkan mukus.
Ketiga otot yang terdapat pada lambung mengatur gerak peristaltik. Fungsi lambung, yaitu menyimpan makanan sementara dan melakukan pencernaan secara kimiawi dengan bantuan getah lambung. Lambung dibagi menjadi tiga daerah.
  • Daerah kardiak, merupakan daerah pintu masuk pertama makanan dari esofagus. Pada bagian ini banyak dihasilkan mukus alkali.
  • Daerah fundus yang merupakan daerah bagian tengah lambung yang membulat, menghasilkan HCl dan musin.
  • Daerah pilorus yang merupakan bagian di daerah bawah lambung yang berhubungan dengan usus 12 jari (duodenum), menghasilkan mukus alkali.
Pada dinding lambung terdapat kelenjar yang menghasilkan getah lambung yang mengandung musin atau lendir yang mengandung protein, pepsinogen, dan asam klorida (HCl). Dinding lambung juga menghasilkan hormon gastrin yang langsung diserap pembuluh darah. Hormon gastrin ini fungsinya untuk merangsang pengeluaran getah lambung. Makanan hasil dari pencernaan di rongga mulut disebut bolus. Bolus kemudian dicerna lagi di lambung selama ± 10 menit. Seluruh makanan dalam lambung itu akan meninggalkannya lambung setelah ± 6 jam diisi makanan. Makanan dalam lambung teraduk dan bercampur dengan getah lambung sehingga berbentuk seperti bubur, disebut chymus. Ujung pilorus mengandung otot sfingter untuk mengatur chymus turun ke usus halus. Turunnya chymus dari lambung melalui pilorus dibantu oleh gerak peristaltik.
Gerak peristaltik merupakan kontraksi otot-otot lambung di sekitar chyme yang dapat menyebabkan chyme terdorong menuju usus halus. Dengan demikian, di lambung terjadi pula pencernaan makanan secara mekanis oleh gerak peristaltik. Getah lambung (sukus gastrikus) dihasilkan 2-3 liter/hari dengan pH 1,0–1,5 sehingga mampu membunuh kuman-kuman dalam makanan. Pengeluaran getah lambung sangat dipengaruhi oleh banyaknya makanan yang masuk ke lambung. Jika makanan yang masuk sedikit, tetapi sekresi HCl berlebihan, maka dinding lambung akan rusak dan menimbulkan radang (ulkus). Di daerah pilorus lambung terdapat otot sfingter. Otot sfingter ini akan mengendur apabila terkena asam, dan mengerut apabila terkena basa. Sebaliknya, otot pilorus di daerah pangkal usus 12 jari yang berbatasan dengan lambung akan mengerut apabila terkena asam dan mengendur apabila terkena basa. Keadaan seperti ini yang akan mengatur pengeluaran makanan dari lambung ke usus sedikit demi sedikit.
e. Usus Halus (Intestinum)
Usus halus terdiri dari tiga bagian, yaitu duodenum (usus 12 jari) yang  panjangnya ± 0,25 cm, Jejunum (usus kosong) yang panjangnya ± 7 meter, dan ileum (usus penyerapan) yang panjangnya ± 1 meter. Pada lapisan dalam atau tunica mukosa, jejunum dan ileum terdapat tonjolan-tonjolan halus yang disebut vilus (jamak = vili) yang berfungsi untuk memperluas permukaan dinding usus dalam penyerapan sari makanan. Karbohidrat diserap dalam bentuk glukosa, sedangkan protein diserap dalam bentuk asam amino. Glukosa dan asam amino dibawa oleh darah ke hati melalui vena porta hepatica. Dalam hati glukosa yang berlebihan diubah menjadi glikogen dengan bantuan hormon insulin. Glikogen disimpan dalam otot dan hati, sedangkan glukosa yang diperlukan dari hati dialirkan ke jantung melalui vena cava inferior. Lemak dicerna menjadi asam lemak dan gliserol. Sebelum diserap oleh usus, asam lemak diemulsikan terlebih dahulu oleh garam empedu, kemudian dicerna oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Penyerapannya melalui proses difusi, osmosis, filtrasi, dan transportasi aktif. Di dalam vilus, asam lemak dan gliserol dibawa oleh pembuluh limfa (getah bening) yang bermuara pada vena cava, sedangkan garam empedu akan masuk ke dalam darah menuju hati untuk dijadikan empedu kembali. Vitamin dan garam-garam empedu tidak mengalami pencernaan. Getah usus (sukus enterikus) dihasilkan oleh dua macam kelenjar, yaitu kelenjar burner dan kelenjar leiberkuhn. Kelenjar Burner berada di duodenum menghasilkan musin dan enzim proteolisis (pemecah protein), sedangkan kelenjar Leiberkuhn berada di sepanjang usus halus, bermuara di celah-celah vili menghasilkan getah usus. Getah usus mengandung bahan organik dan anorganik. Bahan organik terdiri atas enzim-enzim sebagai berikut.
  • Amilase yang memecah amilum menjadi disakarida.
  • Pepsin yang memecah peptida menjadi asam amino.
  • Erepsin berasal dari erepsinogen oleh enzim enterokinase dengan proses sebagai berikut. Lipase, merupakan enzim pemecah gliserida (lemak) menjadi asam lemak dan gliserol.
  • Disakarase, merupakan pemecah disakarida menjadi monosakarida.
  • Fosfatase, enzim untuk memperlancar proses penyerapan asam lemak dan glukosa.
  • Enterokinase, merupakan enzim tripsinogen dari pankreas menjadi tripsin.
f. Sekum (Caecum)
Pada ujung usus halus terdapat katup yang disebut katup bauhini (katup ileosekal) yang berfungsi mencegah makanan masuk kembali ke usus halus. Pangkal usus besar disebut sekum dengan kepanjangannya yang disebut rumbai cacing (apendiks). Pada ruminansia atau hewan memamah biak, sekum berbentuk kantong berwarna hijau tua. Sekum berfungsi menyimpan makanan agak lama sehingga dalam sekum terjadi pencernaan makanan oleh bakteri, terutama pencernaan selulosa. Bakteribakteri ini mengasilkan enzim selulosa untuk memecahkan selulosa menjadi glukosa.
g. Usus Besar (Colon)
Pada usus besar tidak terdapat vili sehingga tidak terjadi penyerapan sari-sari makanan, tetapi terjadi penyerapan air sehingga feses menjadi lebih padat. Pada colon juga terjadi proses pembusukan sisa pencernaan oleh bakteri Escherichia coli yang menghasilkan gas H2S, NH4, indole, skatole, phenol, dan vitamin K (berperan dalam proses pembekuan darah). Colon atau usus besar ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu asenden atau usus halus, transversum atau usus datar, dan desendens atau usus turun.
h. Anus
Bagian kolon paling akhir disebut rektum yang panjangnya ± 15 cm dan diakhiri dengan anus (dubur). Pada anus terdapat otot volunter yang dikendalikan oleh kehendak kita.[ab]