Keanekaragaman Gen,
Jenis Dan Ekosistem – Sahabat sekalian pada kesempatan kali ini Tugas
Biologi akan berbagi artikel mengenai Keanekaragaman Gen, Keanekaragaman Jenis
dan Keanekaragaman Ekosistem.
Keanekaragaman Gen
Ada ayam bangkok, ayam pelung, ayam buras, ayam hutan, ayam
bekisar, ayam kinatan, ayam katai, ayam kampung, dan ayam cemara. Ada padi
gogo, padi sedane, padi cempaka, padi rakim, padi ketan, padi pelita, padi
ciliwung, padi IR, dan lainnya. Ternyata dalam jenis yang sama masih kita
temukan banyak keragaman, baik dalam bentuk, penampilan, maupun sifat-sifatnya.
Berbagai contoh di atas merupakan bukti terdapat
keanekaragaman di dalam lingkup jenis. Seluruh warga sesuatu jenis memiliki
kerangka dasar komponen genetik yang sama. Akan tetapi setiap kerangka dasar
tadi tersusun oleh ribuan faktor pengatur kebakaan. Faktor inilah yang
menentukan apakah suatu bibit jagung itu berbiji putih, kuning, merah, ungu,
atau lainnya, atau apakah seekor ayam itu akan berbulu hitam, cokelat, putih,
abu-abu, atau totol. Untuk setiap sifat yang tampak tadi, atau juga yang tidak
jelas terlihat, akan ada satu faktor pengaruhnya yang disebut gen.
Sekalipun individu-individu suatu jenis itu memiliki
kerangka dasar komponen genetik yang sama, setiap individu ternyata memiliki
komponen faktor yang berbeda-beda, tergantung pada penurunannya. Susunan
perangkat faktor genetik ini menentukan sifat yang disandang individu yang
bersangkutan. Keanekaragaman genetik suatu jenis ditentukan oleh keanekaragaman
susunan faktor genetik yang terkandung dalam jenis yang bersangkutan.
Jadi, masing-masing individu dalam suatu jenis mempunyai
susunan faktor genetik yang tidak sama dengan susunan genetik individu yang
lain, meskipun dalam jenis yang sama.
Keanekaragaman Jenis
Jenis merupakan suatu organisme yang dapat dikenal dari
bentuk atau penampilannya dan merupakan gabungan individu yang mampu saling
kawin di antara sesamanya secara bebas (tetapi tidak dapat melakukannya dengan
jenis lain), untuk menghasilkan keturunan yang fertil (subur).
Jenis itu terbentuk oleh kesesuaian kandungan genetik yang
mengatur sifat-sifat kebakaan dengan lingkungan tempat hidupnya. Karena
lingkungan tempat hidup jenis itu beranekaragam, jenis yang dihasilkannya pasti
akan beranekaragam pula.
Proses terjadinya jenis, pada umumnya berlangsung secara
perlahan-lahan dan dapat memakan waktu ribuan tahun, melalui perubahan
penyesuaian atau evolusi jenis lain yang sudah ada sebelumnya. Selanjutnya,
jenis yang terjadi ini juga mempunyai peluang untuk menjelmakan jenis-jenis
yang lain. Selama bermiliar-miliar tahun melalui proses evolusi, telah
terbentuk jutaan jenis yang berbeda-beda. Cara proses ini berlangsung
mengakibatkan adanya keterkaitan antara jenis yang satu dengan jenis yang
lainnya. Keterkaitan inilah yang disebut kekerabatan.
Keanekaragaman jenis merupakan variasi organisme yang ada di
bumi. Menurut Desmukh (1992) keanekaragaman jenis adalah sebagai gabungan
antara jumlah jenis dan jumlah individu masing-masing jenis dalam komunitas.
Bahkan secara kuantitatif keanekaragaman jenis didefinisikan sebagai jumlah
jenis yang ditemukan pada komunitas, sedang ukurannya disebut kekayaan jenis.
Keanekaragaman atau kekayaan jenis dapat diukur dengan
berbagai cara, misalnya dengan indeks keanekaragaman. Suatu tempat dikatakan
memiliki keanekaragaman jenis tinggi bila memiliki kekayaan jenis yang merata,
misalnya: Suatu tempat terdapat 3 jenis burung dan satu jenis ular, dianggap
secara taksonomi lebih beranekaragam dibanding dengan tempat lain yang
mempunyai 4 jenis burung saja. Suatu komunitas dengan 5 jenis burung yang
berjumlah 300 individu, dengan jumlah rata-rata 60 ekor per jenis. Sedang pada
komunitas lain terdapat 5 jenis burung dengan jumlah individu yang sama (300
ekor), tetapi rata-rata untuk keempat burung yang pertama hanya 15 ekor, sedang
jenis burung sisanya 240 ekor. Dari contoh tersebut komunitas yang memiliki
rata-rata 60 ekor per jenis burungnya dianggap lebih beranekaragam dibanding
dengan komunitas yang memiliki jumlah jenis yang tidak merata.
Keanekaragaman
Ekosistem
Ekosistem merupakan suatu satuan lingkungan, yang terdiri
dari unsur-unsur biotik (jenis-jenis makhluk hidup), faktor-faktor fisik
(iklim, air, tanah), dan kimia (keasaman, salinitas) yang saling berinteraksi
satu sama lainnya. Aspek yang dapat digunakan sebagai ciri keseluruhan ekosistem
adalah energitika (taraf trofik atau makanan: produsen, konsumen, dan redusen),
pendauran hara (peran pelaksana taraf trofik) dan produktivitas (hasil
keseluruhan ekosistem). Ekosistem berasal dari kata oikos: rumah sendiri;
systema: terdiri atas bagian-bagian yang utuh atau saling memengaruhi. Suatu
sistem yang dibentuk di suatu daerah di mana komponen makhluk hidup dengan
lingkungannya terdapat hubungan timbal balik atau saling memengaruhi atau sebagai
satu kesatuan yang utuh. Dalam ekosistem terdapat komponen-komponen abiotik,
produsen, konsumen, dan pengurai. Ekosistem terdiri atas perpaduan berbagai
jenis makhluk hidup dengan berbagai macam kombinasi lingkungan fisik dan kimia
yang beranekaragam, maka jika susunan komponen jenis dan susunan faktor fisik
serta kimianya berbeda, ekosistem yang dihasilkan akan berbeda pula. Suatu tipe
ekosistem tertentu akan terdiri dari kombinasi organisme dan unsur lingkungan
yang khas, yang berbeda dengan susunan kombinasi ekosistem yang lain.
Keanekaragaman ekosistem terbentuk karena adanya interaksi
antara jenis makhluk hidup yang bervariasi dengan lingkungan yang
beranekaragam. Begitu juga variasi makhluk hidup terjadi karena
beranekaragamnya faktor genetika yang dimiliki oleh setiap individu makhluk
hidup. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keanekaragaman hayati
menunjukkan totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem yang ditemukan di suatu
daerah.[tb]