Sistem Ekskresi pada
Manusia - Alat-alat ekskresi atau pengeluaran yang terdapat pada manusia
dan hewan vertebrata pada umumnya terdiri dari ginjal, kulit, paru-paru, hati,
dan anus. Melalui alat-alat tersebut, zat-zat sisa hasil metabolisme yang tidak
dimanfaatkan lagi di dalam tubuh akan dikeluarkan. Setiap organ atau alat
pengeluaran tersebut memiliki fungsi tersendiri. Jenisjenis zat sisa yang
dikeluarkan akan disesuaikan dengan alat pengeluaran yang digunakan untuk
mengeluarkannya. Paru-Paru. Selain bekerja dalam proses pernapasan, paru-paru
berperan ganda dalam proses pengeluaran. Satu-satunya alat yang dapat membuang
sisa metabolisme dalam bentuk gas adalah paru-paru. Ekskresi paru-paru
bersamaan dengan respirasi. Fase ekshalasi atau ekspirasi pada proses bernapas
sebetulnya juga merupakan proses ekskresi. Karbon dioksida dan uap air adalah
sisa respirasi dalam setiap sel tubuh, khususnya dilakukan oleh mitokondria
dalam rangka perolehan energi melalui oksidasi makanan. Sisa respirasi berupa
gas karbon dioksida dan uap air ini yang diembuskan keluar pada fase ekshalasi.
Awalnya, karbon dioksida dan uap air dari sel didifusikan ke darah dalam vena,
kemudian dialirkan ke paru-paru untuk diekskresikan.
Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh. Peran utamanya
membantu proses pencernaan makanan. Di dekat hati terdapat sebuah kantong kecil
dengan warna kontras, yaitu kantong empedu. Dari hati dikeluarkan cairan empedu
yang mengandung zat-zat pengemulsi lemak, juga mengandung pigmen.
Pigmen empedu merupakan hasil penghancuran sel-sel darah
merah yang Empedu sudah tua dan ditumpuk di hati. Hati Sumber: Encarta, 2005
mengubah dan menghancurkan sampah tersebut. Hemoglobin tua diubah menjadi
pigmen empedu. Saat cairan empedu memasuki usus, pigmen tidak turut dicernakan,
hanya dilewatkan dan bersatu dengan tinja. Warna kuning tinja merupakan bukti
adanya pigmen empedu. Jadi, sampah hemoglobin dibuang melalui tinja. Selain
itu, aktivitas bakteri dari usus besar menyebabkan pigmen terserap ke dalam
darah. Warna kuning pada plasma darah dan urin berasal dari pigmen empedu juga.
Hati juga mensintesis sejumlah protein menjadi senyawa penetral racun, dan
dapat menghancurkan bakteri dalam darah. Proses penetralan racun disebut
detoksifikasi. Hati juga akan mengakumulasi racun yang sulit diuraikan dan
disimpan di dalam hati agar tidak meracuni seluruh tubuh.[ab]